“PENGKODEAN, SINYAL DAN DATA ANALOG
DAN DIGITAL”
A.
SINYAL
Sinyal
didefinisikan sebagai :
“Data atau informasi yang telah mengalami
suatu proses sedemikian rupa sehingga siap untuk dikirim ke pihak penerima
melalui suatu saluran transmisi.”
Informasi
didefinisikan sebagai :
“
Kenyataan/ fakta penting yang tercatat/ terekam yang mempunyai arti yang unik
dan dapat diinterprestasikan oleh manusia.”
Data di deefinisikan sebagai berikut
:
“Data
adalah kenyataan/fakta penting yang tercatat/ terekam yang dapat diproses/
diinterprestasikan oleh komputer/ manusia sehingga menghasilkan arti yang
bermacam-macam.”
Ada
2 jenis sinyal yaitu :
Sinyal
Analog
Sinyal
Digital
1
Sinyal Analog
Sinyal
analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu,
yang
membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang.
Dua
parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah
amplitude
dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus,
mengingat
gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal
ini
didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog
dapat
diperoleh
dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.
Dengan
menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat
mencapai
jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang
pada
sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable
dasar,
yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
Amplitudo merupakan ukuran tinggi
rendahnya tegangan dari sinyal analog.
Frekuensi adalah jumlah gelombang
sinyal analog dalam satuan detik.
Phase adalah besar sudut dari sinyal
analog pada saat tertentu.
Gambar. Sinyal Analog
2
Sinyal Digital
Sinyal
digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan
yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya
memiliki
dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau,
tetapi
transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data
yang
relatif dekat.
Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal
yang mempunyai dua
Keadaan
ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital.
Sebuah
bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit
adalah
2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00,
01,
10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh
kombinasi
n bit adalah sebesar 2n buah.
Gambar. Sinyal Digital
B.
transmisi
data analog dan digital
disini saya akan coba share tentang
transmisi data digital dan analog.
Transmisi
data, pada dasarnya memiliki arti sebagai komunikasi dari data dengan
penyebaran dan pemrosesan sinyal. Dalam hal ini data yang dimaksud adalah data
analog dan digital.
1.
Transmisi data analog
Istilah
analog dapat disamakan dengan pengertian kontinu. Jadi, data analog adalah
komunikasi dari data dengan penyebaran dan pemrosesan sinyal yang ditampilkan
melalui ukuran fisik serta memiliki nilai berulang secara terus menerus dan
kontinu dalam beberapa interval. Data mentransmisikan sinyal analog tanpa
memperhatikan muatannya. Tentunya dalam transmisi ini kita memerlukan sinyal.
Sinyal analog merupakan sinyal untuk menampilkan data analog, berupa berbagai
macam gelombang elektromagnetik yang berlangsung terus menerus dan disebarkan
melalui berbagai media transmisi. Untuk jarak yang jauh dipakai amplifier yang
akan menambah kekuatan sinyal sehingga menghasilkan distorsi yang terbatas.
Beberapa
tipe dari transmisi analog yaitu:
a.
Sinyal analog dipancarkan tanpa melihat isi.
b.
Memperkuat noise.
c.
Data berupa data digital atau analog.
d.
Menggunakan amplifier untuk sinyal boost.
Contoh:
Video dan audio.
Transmisi
data digital:
Istilah
digital dapat disamakan dengan discrete. Jadi, data digital merupakan data yang
memiliki deretan nilai-nilai yang berlainan dan memiliki ciri-ciri tersendiri.
Data digital juga dapat dibawa melalui sinyal-sinyal analog dengan menggunakan
sebuah modem (modulator / demodulator). Untuk mencapai jarak yang jauh dipakai
repeater yang menghasilkan sinyal sebagai ‘1’ atau ‘0’ sehingga tidak terjadi
distorsi.
Alasan
digunakannya teknik pensinyalan digital adalah:
a. Teknologi
digital adalah teknologi LSI dan VLSI menyebabkan penurunan biaya dan ukuran
sirkuit digital.
b. Penggunaan
kapasitas agar lebih efektif digunakan teknik multiplexing yang mana lebih
mudah dan murah dengan teknik digital dari pada teknik analog.
c. Keuntungan
data lebih terjamin karena menggunakan repeater dibanding amplifier sehingga
transmisi jarak jauh tidak menimbulkan banyak kesalahan.
d. Integrasi,
karena semua sinyal (data analog dan digital) diperlukan seecara digital maka
mempunyai bentuk yang sama. Dengan demikian secara ekonomis dapat
diintegrasikan denngan suara (voice), video dan data digital.
e. Keamanan
dan privasi teknik enkripsi dapat diaplikasikan ke data digital dank e data
analog yang sudah mengalami digitalisasi.
Teknologi digital memiliki beberapa keistimewaan unik yang
tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu :
Ø Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak
mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.
Ø Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke
dalam berbagai bentuk.
Ø Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan
mengirimkannya secara interaktif.
Kelebihan pada sinyal sistem digital
Signal digital memiliki kelebihan
dibanding signal analog; yang meliputi :
a. Kualitas suara lebih jernih,
selain lebih jelas signal digital memiliki sedikit kesalahan
b. Kecepatan lebih tinggi
b. Kecepatan lebih tinggi
c. Lebih sedikit kesalahan
memerlukan tenaga pendukung yang tidak terlalu kompleks
Proses perubahan dari data analog ke digital. Sinyal analog
untuk membawa data analog dan digital:
Pemahaman
yang mudah tentang analog dan digital adalah pada pita kaset lagu dan file MP3.
Jika meng-copy (menyalin) atau merekam pita kaset, tentu hasilnya banyak
ditentukan oleh alat perekamnya, kebersihan ”head” rekam nya, dan sebagainya,
semakin banyak merekam ke tempat lain, kualitas suaranya akan berubah. Tapi
dengan meng-copy file MP3, akan mendapat salinannya sama persis dengan aslinya,
berapapun banyaknya menggandakannya. Kini ada juga yang menyalin lagu-lagu dari
pita kaset menjadi file, atau disebut juga “men-digital-isasi”.Namun dalam
bidang audio ini, sistem analog masih memiliki beberapa ”keunggulan” dibanding
sistem digital, yang menyebabkan masih ada beberapa penggemar fanatik yang
lebih menyukai rekaman Perbedaan kamera analog (manual) dan kamera digital
hanya terletak pada media penyimpanannya, kalau kamera sebelumnya ”menyimpan”
data gambar dalam bentuk film yang harus kamu proses dulu untuk bisa mendapatkan
”foto” nya, sementara kamera digital menyimpan data gambarnya dalam bentuk data
”digital” yang bisa langsung kamu nikmati sesaat setelah ”dijepret”.
2.
Transmisi Analog
Sinyal analog ditransmisikan tanpa memperhatikan isinya Data dapat berupa data analog atau digital Terdapat redaman yang berbanding lurus dengan jarak Menggunakan amplifiers untuk memperkuat sinyal à noise/derau juga ikut dikuatkan Transmisi Digital Memperhatikan isi data Integritas terancam oleh noise/derau, redaman dan lainnya Menggunakan pengulang / repeaters. Repeater menerima sinyal, mengekstrak pola bit,dan kemudian ditransmisikan kembali Dengan demikian, redaman dapat diatasi namun noise/derau tidak dikuatkan.
Keuntungan sinyal sistem analog:
bahwa
kita berhubungan dengan nilai-nilai, bukan dengan bentuk gelombang. Nilai-nilai
bisa dimanipulasi dengan rangkaian rangkaian logika, atau jika perlu, dengan
mikroprosesor. Operasi-operasi matematika yang rumit bisa secara mudah
ditampilkan untuk mendapatkan fungsi-fungsi pemrosesan sinyal atau keamanan
dalam transmisi sinyal.
berhubungan dengan range dinamis. Kita dapat mengilustrasikan hubungan ini dalam sebuah contoh. Perekaman disk piringan hitam analog mempunyai masalah terhadap range dinamik yang terbatas. Suara-suara yang sangat keras memerlukan variasi bentuk alur yang ekstrim, dan sulit bagi jarum perekam untuk mengikuti variasi-variasi tersebut. Sementara perekaman secara digital tidak mengalami masalah, karena semua nilai amplitudo-nya, baik yang sangat tinggi maupun yang sangat rendah, ditransmisikan menggunakan urutan sinyal terbatas yang sama.
berhubungan dengan range dinamis. Kita dapat mengilustrasikan hubungan ini dalam sebuah contoh. Perekaman disk piringan hitam analog mempunyai masalah terhadap range dinamik yang terbatas. Suara-suara yang sangat keras memerlukan variasi bentuk alur yang ekstrim, dan sulit bagi jarum perekam untuk mengikuti variasi-variasi tersebut. Sementara perekaman secara digital tidak mengalami masalah, karena semua nilai amplitudo-nya, baik yang sangat tinggi maupun yang sangat rendah, ditransmisikan menggunakan urutan sinyal terbatas yang sama.
Kerugian sinyal sistem analog:
Pengiriman signal analog dapat dianalogikan mengirim air lewat pipa. Aliran pipa kehilangan tenaganya saat disalurkan melalui sebuah pipa. Semakin jauh pipa semakin banyak tenaga yang berkurang dan aliran semakin menjadi lemah. Demikian pula signal analog akan menjadi lemah setelah melewati jarak yang jauh. elain bertambah jauh signal analog juga memungut interferensi elektrik atau “noise” dari dalam alur. Kabel listrik, petir dan mesin-mesin listrik semua menginjeksikan noise dalam bentuk elektrik pada signal analog. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka diperlukan alat penguat signal yang disebut amplifier
Dalam konteks komputer (mesin komputer) maka analog dan digital dalam penerapannya yaitu: Analog Computer Digunakan untuk data yang sifatnya kontinyu dan bukan data yang berbentuk angka, tetapi dalam bentuk fisik,seperti misalnya arus listrik,temperatur,kecepatan,tekanan,dll
Digital Computer Digunakan untuk data
berbentuk angka atau huruf Keunggulan :
- Memproses data lebih tepat
dibandingkan dengan komputer analog
- Dapat menyimpan data selama masih
dibutuhkan oleh proses
- Dapat melakukan operasi logika
- Data yang telah dimasukkan dapat
dikoreksi atau dihapus Output dari
komputer digital dapat berupa angka, huruf,grafik maupun gambar Gangguan dalam
Transmisi Sinyal yang diterima dapat berbeda dari sinyal yang dikirim Pada
sistem transmisi analog terjadi degradasi/penurunan kualitas sinyal Pada sistem
transmisi digital terjadi kesalahan bit (bit errors) Hal-hal tersebut disebabkan
oleh : Redaman atau distorsi redaman Distorsi delay
Derau (Noise)
Derau (Noise)
C.
PENGKODEAN
Pengkodean adalah suatu teknik yang
dilakukan untuk memberikan penegasan pada proses yang terlibat (data dan
pensinyalan) transmisi data. Dalam proses tesebut perlu diperhatikan pula
fasilitas-fasilitas komunikasi dan media yang tersedia.
Adapun
tujuan pengkodean data adalah:
1. Tidak
ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level 0 dalam waktu lama
2. Tidak
mengurangi laju data
3. Kemampuan
deteksi kesalahan
Pembagian
Pengkodean
a. BCD (Binary Coded Decimal)
Merupakan
kode binary yang di gunakan untuk mewakili nilai digit decimal saja, yaitu
nilai angka 0 s/d 9. BCD menggunakan kombinasi dari 4 digit. Kode BCD digunakan
pada komputer generasi pertama
b. SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Intercharge
code)
Merupakan
coding 6 bit untuk 64 karakter. posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone,
yaitu 2 bit pertama (diberi nama bit A dan bit B) disebut dengan alpha bit
position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1)
disebut dengan numeric bit position.
c. EBCDIC (Extended Binary Code Decimal for Information
Intercharge)
Merupakan
kepanjangan dari Extended Binary Coded Decimal Interchange Code. Terdiri dari
kombinasi 8-bit. Pada jenis ini high order bits atau 4-bit pertama disebut
dengan zone bits dan low-order bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric
bits.
merupakan
coding 8 bit untuk 256 karakter. Tranmisi asinkron membutuhkan 11 bit,yaitu :
1
bit awal – 8 bit data
1
bit pariti – 1 bit akhir
d. ASCII (American Standard Code For Information
Intercharge)
Merupakan
kepanjangan dari America Standart Code for Information Interchange, yang
dikembangkan oleh American National Standarts Institute (ANSI) untuk tujuan
membuat kode binary yang standar, kode ASCII ini menggunakan kombinasi 7 bit.
SSCII7-bit banyak digunakan oleh komputer generasi sekarang.
Coding standar yang sering digunakan oleh peralatan komunikasi data. Merupakan sandi 8 bit dimana 7 bit digunakan untuk bit data ditambah bit ke-8 sebagai bit parity
Kode ASCII7-bit ini terdiri dari 2 bagian:
•
Control characters, merupakan karakter yang digunakan untuk mengontrol
pengiriman atau transmisi.
• Informations characters, merupakan karakter-karakter yang mewakili data.
• Informations characters, merupakan karakter-karakter yang mewakili data.
Adapun
cara-cara mengodekan data, yaitu:
Pemberian
kode dapat dilakukan dengan jenis pertanyaan, jawaban atau pertanyaan. Dalam, hal
ini dapat dibedakan:
1.1. Jawaban Berupa Angka
Jawaban
responden dapat dalam bentuk angka. Pertanyaan tentang pendapatan perbulan,
jawabannya sudah jelas dalam bentuk angka. Misalnya, Rp. 149.500,00. Begitu
dalam mengukur berat tongkol jagung, maka jawaban sudah jelas dalam bentuk
angka. Untuk jawaban dalam bentuk angka ini, maka untuk kode adalah angka
jawaban itu sendiri
Misalnya:
Misalnya:
Jawaban
|
Kode
|
Luas: 4,5 hektar
|
45
|
Jika jawaban dalam bentuk interval angka, maka angka-angka tersebut perlu doberi kode tersendiri, misalnya:
Jawaban
|
Kode
|
Luas antara 0,5 ha-1,0 ha
Luas antara 1,1 ha-3,0 ha Luas diatas 3,0 ha |
15
16 17 |
1.2. Jawaban Pertanyaan Tertutup
Jawaban
pertanyaan tertutup adanya jawaban yang sudah disediakan lebih dahulu, dan
responden hanya tinggal mengecek saja jawaban-jawaban tersebut sesuai dengan
intruksi. Responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban diluar yang
telah diberikan.
Misalnya:
Apakah bapak seorang petani?
- Ya
- Tidak
Jawaban
|
Kode
|
Ya
Tidak |
0
1
|
Dapat dilihat diatas tidak ada pilihan bagi responden dalam memilih apakah jawaban sesukanya tetapi hanya ada dua pilihan apakah ya atau tidak dengan menggunakan kode 0 atau 1
1.3. Jawaban Pertanyaan Semi Terbuka
Pada
jawaban semi terbuka, selain dari jawaban yang ditentukan, masih diperkenankan
lagi jawaban lain yang dianggap cocok oleh responden. Jawaban yang berada diluar
dari yang telah disediakan, perlu diberi angka tersendiri untuk kode.
Misalnya:
Jenis pupuk yang anda gunakan?
Jenis pupuk yang anda gunakan?
a.
Urea
b.
ZA
c.
TSP
d.
Lain-lain
Jawaban
|
Kode
|
Urea
ZA TSP Pupuk kandang KCL Lain-lain |
1
2 3 4 5 6 |
1.4. Jawaban Pertanyaan Terbuka
Pada
pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya, sesuai dengan apa yang
dipikirkan oleh penjawab, tanpa ada suatu batasan tertentu. Untuk membuat kode
terhadap jawaban pertanyaan terbuka, jawaban-jawaban tersebut harus
dikategorikan atau dikelompokkan lebih dahulu, sehingga tiap kelompok-kelompok
berisi jawaban yang telah dibuat, tetapi apabila ada jawaban yang tidak
termasuk dalam kelompok-kelompok tersebut maka dapat dimasukkan dalam kelompok
“lain-lain”. Hanya perlu diingat bahwa jawaban yang dimasukkan dalam kelompok
lain-lain janganlah terlalu banyak. Juga perlu diingat bahwa jawaban pertanyaan
dalam tiap kategori tidak boleh tumpang tindih.
Misalnya:
Apakah alasan Bapak untuk mengikuti program bimas?
Apakah alasan Bapak untuk mengikuti program bimas?
Kelompok jawaban
|
Kode
|
Alasan Ekonomi
Alasan Keilmuan Alasan kebutuhan Alasan moral Alasan Bimas Lain-lain |
1
2 3 4 5 6 |
1.5. Jawaban Kombinasi
Jawaban pertanyaan kombinasi hampir
serupa dengan jawaban pertanyaan tertutup. Selain dari jawaban terpisah secara
jelas, responden masih dapat dijawab kombinasi dari beberapa jwaban, misalnya:
- Apakah bapak menggunakan pupuk
- Menggunakan insektisida
- Menanam dengan jarak tanah
Jawaban pertanyaan ini dapat terdiri
dari beberapa kombinasi. Kombinasi tersebut dapat diberi kode tersendiri.
Misalnya:
Jawaban
|
Kode
|
Menggunakn pupuk
Menggunkan Insektisida Menanam dengan jarak tanah Dan seterusnya |
1
2 3 4 |
Dalam
sistem komunikasi, kita mengenal istilah transmisi data. Transmisi merupakan
suatu proses yang melibatkan koneksi antara sistem source dan sistem tujuan.
Transmisi data merupakan proses pemindahan data sebagai objek transmisi, dari
sistem source ke sistem tujuan.
Data
sebagai objek transmisi memiliki karakteristik tersendiri. Data yang dipahami
oleh manusia merupakan data yang berupa karakter atau teks. Sayangnya, data
dengan karakteristik tersebut tidak dapat ditransmisikan dengan mudah melalui
media transmisi yang berupa kabel maupun gelombang. Data tersebut harus diubah
ke dalam karakteristik yang sesuai dengan proses transmisi, yakni biner dan
berupa deretan bit.
Untuk
menampilkan data yang berupa deretan bit, maka diperlukan adanya sinyal
digital. Data berupa deret bit diubah melalui proses encoding menjadi elemen
sinyal yang merupakan pulsa-pulsa sinyal digital. Kebalikan dari proses ini
adalah decoding, yakni mengubah sinyal digital menjadi data digital.
Teknik
pengkodean untuk mengubah suatu data digital ke dalam bentuk lain yang sesuai
dengan media transmisi disebut Line Coding. Berikut beberapa jenis teknik
pengkodean yang termasuk dalam Line Coding,
1. NRZ (Non Return To Zero) Signaling
NRZ
merupakan salah satu teknik pengkodean diferensial Dalam NRZ, high-signal
bernilai ‘1’ pada bit biner, dan low-signal bernilai ‘0’. NRZ dapat dibagi ke
dalam beberapa bagian, antara lain
- NRZ-L (Non Return Zero-Level)
NRZ-L
diterapkan berdasarkan adanya tegangan negatif atau positif. Suatu tegangan
negatif akan digunakan untuk mewakili suatu biner, dan tegangan positif
digunakan untuk mewakili biner lainnya. Pada NZR-L, level sinyal selalu
konstan.
- NRZ-I (Non Return to Zero-Invert on ones)
Dalam
NRZ-I, adanya transisi pada suatu periode bit, baik dari tinggi ke rendah
maupun sebaliknya akan bernilai ‘1’. Sedangkan jika tidak ada transisi, maka
bernilai ‘0’. NRZ-I memiliki kekebalan terhadap noise lebih tinggi dari jenis
NRZ lain, selain itu NRZ-I tidak dipengaruhi oleh level sinyal.
- NRZ-M (Non Return to Zero-Mark)
Dalam
NRZ-M, level sinyal akan berubah setiap ada bit yang bernilai ‘1’.
- NRZ-S (Non Return to Zero-Space)
NRZ-S
merupakan kebalikan dari NRZ-M, dimana level sinyal akan berubah jika ada bit
yang bernilai ‘0’.
Kelemahan
teknik NRZ ini adalah sistem sinkronisasi yang terdapat di dalamnya buruk
karena tidak memiliki sistem informasi timing dalam bentuk sinyal dan spectrum
NRZ mengandung komponen DC.
2. MANCHESTER ENCODING
Teknik
pengkodean Manchester merupakan salah satu teknik pengkodean biphase, dimana
terdapat transisi pada setiap setengah dari periode bit.
Jika
dalam setengah periode pertamanya pulsa merupakan high-signal kemudian setengah
periode selanjutnya pulsa merupakan low-signal, maka akan menyatakan nilai ‘1’.
Sebaliknya akan bernilai ‘0’.
Manchester
encoding memiliki beberapa kelebihan, seperti sinkronisasi yang baik karena
adanya transisi di setiap setengah periode bit dan receiver dapat mengatur
transisi, hal ini disebut self-clocking codes, Manchester encoding juga tidak
lagi mengandung komponen DC. Sayangnya, kelemahan dari teknik pengkodean ini
adalah tidak adanya error-detector dari transisi yang terdapat di dalamnya.
3. 4B/5B CODE GROUP
4B/5B
Code Group merupakan teknik pengkodean yang memetakan satu blok informasi yang
jumlah bitnya didefinisikan dalam variabel m dan n.
Jumlah
bit dalam variabel n selalu lebih besar daripada jumlah bit dalam variabel m,
dengan nilai n adalah jumlah bit dalam variabel m ditambah 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar